Sukses

Gagasan Memasangkan Ganjar Pranowo dan Prabowo di Pilpres 2024 Hampir Mustahil?

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai gagasan menyatukan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024 hampir mustahil.

Liputan6.com, Jakarta Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai gagasan menyatukan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024 hampir mustahil. Sebab, kata Bawono, posisi sejarah Prabowo dalam kontestasi pilpres tidak layak bila maju kembali sebagai cawapres. Karena, ia telah maju sebagai calon presiden dalam dua pemilihan presiden terdahulu.

"Gagasan itu (Ganjar-Prabowo) hampir mustahil sekali untuk direalisasikan. Mengapa? Merupakan hal sangat aneh dan juga tidak baik dari segi kepantasan dan juga gengsi politik," kata Bawono di Jakarta, Senin, (24/4/2023).

Meskipun, kata Bawono, gagasan memasangkan Ganjar dan Prabowo berpotensi mempersatukan hampir seluruh partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Maka dari itu, Bawono memprediksi kedepannya makin menguatkan pilpres 2024 akan diisi tiga pasang calon, ditambah Anies Baswedan yang diusung dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (Nasdem, PKS dan Demokrat).

Di samping itu apabila melihat tren elektabilitas bakal calon presiden beberapa bulan terakhir ini. Posisi Ganjar tren penurunan dari elektabilitas mencapai hampir 10 persen apabila dibandingkan dua temuan survei telepon LSI bulan Februari dan April

"Hal berkebalikan dengan itu selama beberapa bulan terakhir ini justru tren elektabilitas dari Prabowo Subianto sangat positif. Bahkan survei LSI tersebut memperoleh temuan saat ini elektabilitas dari ketua umum Partai Gerindra tersebut berada di posisi teratas dalam simulasi tiga nama mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan," bebernya.

Selain itu, Bawono juga menilai pencalonan kembali dari Prabowo sebagai calon presiden di pemilihan presiden tahun 2024 bernilai sangat strategis bagi Partai Gerindra agar dapat menghadirkan efek ekor jas (coattail effect).

"Karena pemilihan presiden dan pemilihan legislatif mendatang akan kembali berlangsung bersamaan dalam satu hari sebagaimana tahun 2019 lalu," kata dia.

"Dua hal itu akan menjadi ganjalan serius bagi pihak Ganjar Pranowo untuk mengajak Prabowo Subianto sebagai bakal calon wakil presiden," tambahnya.

2 dari 2 halaman

Gerindra: Prabowo Subianto Ditawarkan Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Solo pada Lebaran hari pertama. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani membantah jika Jokowi menawarkan Prabowo sebagai cawapres Ganjar Pranowo dalam pertemuan itu.

Namun, Muzani tidak menyangkal adanya informasi bahwa Prabowo pernah ditawarkan menjadi cawapres Ganjar.

"Kemarin juga tidak dibicarakan, kemarin tidak dibicarakan, tetapi bahwa pernah ada omongan seperti itu, kami tidak menampik. Pernah ada omongan tentang Pak Prabowo menjadi (calon) wakil presiden yang ditawarkan, kami tidak menampik, omongan ya," kata Muzani di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (23/4/2023).

Muzani tak mengungkap siapa pihak yang menawarkan itu apakah dari partai politik atau bukan.

"Enggak enggak, Pak Jokowi tidak saya dengar (menawarkan Prabowo jadi cawapres Ganjar), tetapi omongan-omongan itu ada," ucapnya.

Soal Prabowo mau atau tidak, Muzani menegaskan, keputusan Gerindra sudah bulat mengusung Prabowo sebagai capres. Gerindra tak mau Prabowo menjadi cawapres.

"Tetapi begini, Pak Prabowo adalah calon presiden yang ditetapkan oleh Partai Gerindra dalam satu rapat pimpinan nasional. Keputusannya adalah Pak Prabowo calon presiden, bukan wakil presiden," jelasnya.

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka